One Fine Spring Day [Twoshoot] 1 OF 2

Gambar

Title: One Fine Spring Day

Author: Ophiie Ryeosomnia a.k.a Shin Hye kyung Istri syah dan Istri Pertama sekaligus Istri Terakhir dari Kim Ryeowook.

FB: DheAjheng Ophy Alanuviracuitcuit

Twitter: @ophiie_unyu (Follow yah)XD

Cast: Kim Ryeowook, Shin Hye Kyung, Kim Jong Won (Yesung)

Genre: Romance

Leght: Twoshoot

Chapter: 2 OF 2

Disclaimer: FF ini milik saya, Ryeowook oppa juga milik saya, Don’t Bashing, don’t Plagiat dilarang Copas sembarangan!

annyeon.. ini author gaje datang lagii.. sebelumnya author mau ngucapin terimakasih buat ‘kyuky springkyunaddictts chicelsone’ yang udah ngasih banyak masukan di ff sebelumnya. mian, authornya emang nggak terbiasa nulis memperhatikan EYD, tapi mudah-mudahan kali ini nggak banyak kesalahan… buat part selanjutnya author cuma mau ngetag yg coment disini, biar author tau mana yg baca. dan mana yang engga, so silahkan coment kalo penasaran ama lanjutannya..

happy reading~

Ff ini saya buat dalam keadaan galau, karena saya tidak bisa menonton konser suju di jakarta april nanti, saya sungguh galau tingkat tinggi, jadi mian kalo ceritanya agak gaje dan gg layak dibaca, tapi saya harap readers mau membacanya, karena bagaimanapun ini adalah karya saya, #kelamaan thor cepetan# oke mungkin readers semua sudah sangat ingin membaca ff saya yang galau ini #pede banget# ya udah selamat menikmati, warning: jangan lupa siapkan tissue dan sapu tangan, and pliss, don’t be sailent readers, yang sailent readers pergi aja deh author gag butuh #ya uddah, yuk kita pergi semua# ditinggalin readers, authornya nangis! Plakk

Sunmarry

#seandainya waktuku tersisa lebih lama, untuk bersamamu, aku ingin selalu memelukmu, merasakan setiap hembusan nafasmu, jeongmal saranghaeyo

#aku ingin tuhan mengambil nyawaku saat ini juga, saat aku tak lagi akan melihat senyummu, saat tak akan ada lagi tangan hangatmu yang mendekapku jeongmal bogoshipo

#izinkan aku memberikan bahuku untuk kau menyandarkan kepalamu, biarkan aku mendekapmu saat kau rasa kedua kakimu tak sanggup menahan badanmu, aku mencintaimu tanpa harus kau mencintaiku

Hye kyung pov

Ku lihat seorang namja sedang duduk di depan kursinya memandang lurus ke arah papan tulis didepannya, dia hanya seorang diri dikelas itu, karena memang bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu, dan sudah selama itu aku memandanginya dari pintu kelas, aku tak bermaksud menegurnya, tapi lama-lama aku bosan juga terus menunggunya yang hanya sedang melamun, aku tahu dia pasti akan marah jika aku mengganggunya, tapi ku beranikan diri berjalan kearahnya, dan duduk di bangku sebelahnya, sepertinya dia tidak menyadari kedatanganku, ku beranikan diri untuk membuka suaraku

“o ppa?” bisikku setengah takut, terlihat dia memalingkan mukanya padaku dengan kaget, lalu tersenyum menatapku, aigoo senyum yang begitu indah

“ah, kau chagiya” imbalnya saat menyadari kehadiranku

“ne, oppa sedang apa? Ayo kita pulang” syukurlah dia tidak marah karena aku mengganggunya

“kau pulanglah dulu, aku ada janji dengan Kangin Seongsaenin untuk pelajaran tambahan” jawabnya mulai membereskan buku-buku yang berserakan dimejanya

“kalo begitu aku akan menunggu oppa” balasku sambil membantunya memebereskan bukunya

“tidak perlu, mungkin cukup lama, sebaiknya kau pulang, eomma mu pasti akan menghawatirkanmu” tidak biasanya dia menolak tawaranku

“tapi oppa…” belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku dia sudah berdiri dan mengecup keningku

“pulanglah, aku akan menelponmu nanti” dia berlalu ke arah pintu tanpa mempedulikanku yang masih duduk, aku segera berlari menyusulnya

“oppa” panggilku saat ku lihat dia mulai berbelok

“saranghaeyo chagiya” ucapnya sambil melambaikan tangan padaku. Huptt aku menghela nafas panjang dan menyeret kakiku menuju gerbang sekolah, langit sudah begitu gelap, sepertinya akan turun hujan “ah, aku benci hujan” aku semakin mempercepat jalanku, tak mau hujan membasahi tubuhku kurasakan rintik-rintik air hujan mulai membasahi tubuhku “ah sial” aku menggerutu dengan kesal, tapi seseorang memayungiku dari belakang, aku langsung menengok kearah orang itu, dan, seorang namja sudah berdiri persis di sampingku “Yesung oppa” sapaku saat melihat dia tersenyum

“ne, kenapa kau hujan-hujanan hah? Nanti kau bisa sakit” dia mengacak-acak rambutku dengan satu tangannya yang tidak memegang payung

“ah, oppa, rambutku rusak!” Aku mengibaskan tangannya dari rambutku, dia terkekeh, apa coba yang lucu, aku memanyunkan bibirku tanda aku kesal

“aiigo tidak usah marah seperti itu nona Shin” ucapnya menggoda, aku semakin kesal padanya, dia memang selalu menyebutku begitu “ah, dimana Wookie? Kau tidak pulang bersamanya?” tanya Yesung oppa saat menyadari aku pulang sendiri

“ah, Wookie oppa sedang ada les tambahan” jawabku

“benarkah? Dia rajin sekali akhir-akhir ini”

“ne, tentu saja, tidak seperti oppa, yang kerjaannya hanya bermain dengan yeoja-yeoja manja” jawabku sedikit menggoda Yesung, sepertinya dia cukup kesal dengan kata-kataku tadi, dia berlari sambil membawa payung dan meninggalkanku sendiri ditengah hujan

“yyak oppa aku kehujanan” teriakku kesal padanya

“siapa suruh kau menggodaku seperti itu, selamat menikmati hujanmu nona Shin” dia menjulurkan lidahnya meledekku, aigoo, dia memang kurangngajar, “awas kau oppa….” aku berlari mengejarnya, dan kamipun berlari di tengah hujan.

*****

“hasyiim” aku bersin-bersin sejak pulang sekolah tadi, inilah alasan kenapa aku sama sekali tidak suka hujan, aku alergi air hujan, benar sekali, kulihat eomma brjalan ke arahku “sudah dibilang jangan hujan-hujanan, kenapa kau bandel sekali eoh?” eomma menceramahiku, aku tidak menjawabnya, aku sibuk dengan rambutku, eomma berlalu setelah meletakkan air hangat dan obat dimejaku, aku mengambil obat yang tadi eomma letakkan di meja dekat sebuah poto, aku tersenyum memandangnya, terlihat seorang yeoja dengan dua orang namja di sampingnya yah itu fotoku, Wookie oppa, dan Yesung oppa, mereka adalah sahabat kecilku, rumah kami bertetangga sejak kami kecil, wookie dan yesung oppa, adalah sunbaeku sejak SD sampai sekarang SMA, mereka 1 tahun lebih tua dariku, mereka sangat menyayangiku, begitupun aku, sampai perubahanpun terjadi padaku dan Wookie oppa, 1 tahun yang lalu, tepatnya saat musim semi tahun lalu, Wookie oppa menyatakan perasaannya padaku

Flas back

Hari itu aku pulang hanya berdua dengan Wookie oppa, Yesung oppa ada rapat osis mingguan, dia memang aktif di organisasi.

“Hye Kyung,” Wookie oppa memanggil ku saat sebelum aku masuk ke rumahku, yah rumah kami memang berhadapan, dan rumah yesung oppa berada persis di samping rumahku

“ne, oppa” jawabku menghentikan langkahku

“nanti malam, aku ingin mengajakmu makan malam” dia tersenyum simpul

“ah, apa Yesung oppa ikut?” tanyaku mengerutkan 1 alisku, dia tidak lantas menjawab, dia menatapku dan mendekatiku

“bisakah kita hanya jalan berdua saja?” bisiknya ditelingaku, aigo oppa, tentu saja aku mau, aku berteriak dalam hati, aku tidak menjawabnya, aku tersenyum mendengarnya dan menganggukan kepalaku tanda sesuju

“aku tunggu jam 7 nanti” dia masih berbisik ditelingaku, lalu berlari kearah rumahnya dan menghilang di balik pagar besi rumahnya. Setelah masuk kekamar aku berteriak girang, akhirnya setelah sekian lama aku menunggumu, kau mengajakku jalan juga oppa? Ahh senangnya, aku memang sudah menyukainya sejak lama, dia baik, meskipun Yeppa juga baik, tapi entah kenapa, hatiku bergetar padanya dan malam ini…??? ahh aku membuka lemari pakaianku dan mengaduk-aduk isinya, mencoba semua dress yang kumiliki, tidak ada yang menarik, aku menyerah memilih milih bajuku, harus pakai apa aku nanti malam, akhirnya pilihanku jatuh pada sebuah dress warna biru pemberian dari eomma Wookpa saat kelulusan SMP ku, aku mengikat sebagian rambutku, dan membiarkan sebagian lagi terurai menutupi punggungku, mengoleskan tipis bedak pada wajahku dan memakai  sedikit lipstik, ini pertama kalinya aku berdandan, yah untuk yang pertama, pukul 7 tepat bel rumahku berbunyi, aku segera turun, ku lihat eomma di bawah tangga menatapku tersenyum.

“cantiknya cinderella eomma” dia memelukku

“ah eomma” aku tersipu malu pada eomma

“kau akan berkencan dengan Wookie ne?” eomma menggodaku

“ah,, anio eomma, ini hanya makan malam biasa” jawabku gugup, ah eomma benar-benar membuatku mati kutu(?)

“ah, sudahlah ayo” eomma menggandengku menemui Wookie oppa yang sudah menungguku, dia tersenyum saat menatapku “Wookie, eomma titip Hye Kyung ne, jangan pulang larut-larut arasheo?” ucap eomma pada Wookie oppa yang masih menatapku

“ne, eomma nan arasheo” balasnya langsung menggandengku menuju mobilnya, aku melambaikan tangan pada eomma sebelum mobil Wookie oppa menghilang, kami menuju sebuah resto yang terkenal sebagai resto paling romantis, dan duduk di samping sebuah kolam atau danau yang di hiasi dengan lilin-lilin yang menyala di sekitarnya, aku tidak menengerti,

“duduklah dulu, aku mau ke toilet sebentar” ucap Wookpa padaku

“ne, “ jawabku, aku duduk sendiri melihat Woopa yang pergi ke toilet, tidak lama, seorang waitres menghampiriku, “permisi nona” dia menyerahkan daftar menu yang berbentuk buku padaku, aku menerimanya, “ah, aku masih menunggu, temanku, jadi pesannya nanti saja” balasku saat waitres itu masih berdiri di sampingku

“ne,” jawabnya dan pergi, 15 menit Wookpa di toilet, lama sekali, sebenarnya sedang apa dia? Aku mulai haus, dan akhirnya mencoba membuka buku menu, yang sedari tadi aku abaikan, dihalaman pertama, bukan daftar menu yang aku dapati melainkan sebuah puisi,? Mwo puisi? Aku membacanya

“Jika aku tercipta sebagai air mata, aku ingin terlahir dari matamu, hidup dipipimu, dan mati dibibirmu aku menghela nafas sebelum melanjutkan “namun, jika kau tercipta sebagai air mata, aku takkan menangis, karena aku mencintaimu, tak ingin kehilanganmu” tiba-tiba seseorang ikut membacakan puisi itu di hadapanku, WooKpa tersenyum dan mendekatiku

“ottoehkae?” bisiknya persis didepan mukaku, aku tak lantas menjawabnya, aku menatap wajahnya yang hanya berjarak 5centi dari wajahku, semakin lama semakin dekat, hingga hidung kami bersentuhan jantungku semakin berpacu dengan cepat aku masih membisu ditempatku saat bibirnya menyentuh bibirku dengan lembut seraya berkata “saranghaeyo Shin Hye Kyung” aku tidak bisa berkata apapun inikan yang aku tunggu dari dulu, pernyataan cinta darinya, tapi kenapa aku menjadi bisu? Entah apa yang harus aku ucapkan, ku lihat dia termangu didepanku, mungkin menanti jawaban dariku, “Hye Kyung” dia memegang tanganku lembut dan menyadarkan aku dari lamunanku “ottoehkae?” bisiknya sekali lagi, aku buru-buru memeluknya sebelum dia melakukan hal gila seperti tadi yang mungkin kini bisa membuat jantungku keluar dari tempatnya “nado saranghaeyo oppa” aku berucap sangat lirih dalam pelukannya namun sepertinya dia mendengarnya dan mempererat pelukannya, sejak saat itulah, statusku syah menjadi yeojachingu Wookie oppa.

Flash back end

Aku tersenyum saat mengingat kejadian itu, sampai suara deringan telepon menyadarkanku, telihat nomor wookie oppa menari-nari di layar handphone ku, aku segera menyambarnya

“annyeong oppa?” sapaku

“ne, aku sudah pulang chagi” balasnya, “kau sudah makan?” tanyanya

“belum oppa, “ aku terlalu asik melamun sampai-sampai lupa makan

“ya! Kau belum makan? Bukankah kau sudah pulang sejak tadi, lalu kenapa kau belum makan? Apa saja yang kau lakukan, cepat sana makan, nanti kau sakit bagaimana?” suara diujung sana terus berkicau tanpa henti

“aiigo oppa, apa kau bisa menyederhanakan kata-katamu? Itu membuatku pusing”

“sudahlah, cepat makan sana, nanti aku telpon lagi, aku mau mandi” balasnya dan telpon mati, ah, kenapa dia? Tidak biasanya dia marah seperti ini, sesuai dengan perintahnya aku menuju ruang makan yang  terlihat eomma sedang menghidangkan beberapa makanan “eomma, masak apakah?” tanyaku mendekap tubuh eomma

“ah, kau ini, sudah besar, tetap saja sering mengagetkan eomma” eomma memukul bahuku pelan

“hee” aku tersenyum lalu mencium pipi eomma dan menuju meja makan

“ wah, eomma masak kue banyak hari ini, ada acara apakah?” tanyaku yang melihat banyak kueh dimeja

“eomma dapat resep baru dari majalah, ah.. antarkan ini kerumah eomma Wookie” eomma memberiku sepiring kue, dan mendorongku untuk keluar ‘cepatlah, keburu kue nya dingin” kata eomma lalu kembali pada dapurnya, aku menuju rumah Wookie oppa dengan senang, tentu saja, eomma nya sangat baik padaku, dia selalu menganggapku sebagai puterinya, walaupun aku juga akan menjadi putrinya saat aku dan Wookie oppa menikah nanti, aku mengetuk pintu dan eomma Wookie menyambutku,

“chagi, kau bawa apa?,” sambutnya dengan senyum khasnya, persis senyum milik Wookie oppa

“ini, kue buatan eomma” kataku menyerahkan piring yang berisi kue penuh

“ah, eommamu memang hobi memasak, oh masuklah, ‘Wookie mu’ ada dikamarnya, temuilah dia” ucapnya mengajakku masuk, aku menaiki tangga yang akan membawaku ke kamar Wookie oppa, aku memang sudah terbiasa dengan rumah ini, Wookpa hanya tinggal bersama eommanya, appanya meninggal saat dia duduk di kelas 6 sd, aku mengetuk pintu kamarnya yang tertutup, tak ada jawaban, ku buka knop pintunya, tidak dikunci, aku masuk dan mencarinya.. “oppa” aku mencari sosoknya, tapi tak kutemukan, tapi terdengar suara kran terbuka dikamar mandi, ah rupanya dia sedang mandi, aku mengalihkan pandanganku kepada sebuah poto yang terduduk dimeja dekat ranjangnya, fotoku, Wookpa, dan Yeppa, aku tersenyum memandanginya, sampai suara Woopa mengagetkanku

“chagiya..” ucapnya mengagetkanku

“ah..”aku memalingkan mukaku “oppa” kataku menatap kearahnya, dia masih memakai handuk dikepalanya untuk mengeringkan rambutnya

“kau sedang apa?”tanyanya heran melihatku dikamarnya, ini memang bukan pertama kalinya aku dikamarnya,

“ah, ani..” aku meletakkan foto ditempat semula,namun menyenggol sesuatu dan “pluk” sebuah amplop terjatuh dari meja, “amplop apa ini” aku menunjukan amplop berwarna putih itu kehadapan Wookie oppa, “laboratorium rumah sakit…” belum sempat aku membaca secara lengkap Wookie menarik tanganku sampai aku dan dia terjatuh di tempat tidurnya, “bukan apa-apa chagi,” dia mengambil amplop itu dari tanganku dan menempelkan bibirnya dibibirku lembut, lagi-lagi aku tidak bisa menolaknya, kali ini cukup lama, meskipun tidak ada respon dariku, sampai suara ketukan pintu mengehentikannya

“Wookie, Hye Kyung, kalian didalam kah? Ayo turun makan lah bersama eomma” suara eommanya membuat nya melepaskanku akh syukurlah, aku menghela nafas panjang, Wookie melirikku dengan tatapan kesal, “pergilah, aku akan turun sebentar lagi” ucapnya, aku bergegas membuka pintu, “kajja eomma” ajakku menggandeng tangan eomma kedapur, beberapa menit kemudian Wookpa datang dan kami pun makan bersama,.

“eomma ingin kalian berdua cepat bertunangan” ucap eomma Wookie oppa mengagetkanku dan wookie oppa tentu saja

“uhuk uhuk” sepertinya Wookie oppa tersedak aku menyodorkan minum kepadanya “pelan –pelan oppa” kataku mengusap dadanya

“Wookie, kau tidak perlu kaget seperti itu, eomma dan eomma Hye Kyung sudah membicarakannya” ucap eomma woopa tidak menghirauka anaknya yang sedang tersedak, aku tidak berkata sepatahpun menanggapinya, wookpa juga, kami biarkan eomma berucap sampai selesai “kau tahu eomma, ingin sekali mempunyai cucu” ucapnya lagi-lagi membuat wookpa tersedak

“aku tidak mau menikah eomma” sepertinya dia kesal dan membanting sendoknya lalu pergi kekamarnya

Eomma Wookpa menatapku dengan tatapan sendu “maafkan Wookie ya chagi” ucapnya memegang tanganku, aku tersenyum, “ne eomma” jawabku tak kalah sendu dengannya, jujur aku sedikit sakit dengan jawaban Wookpa, apa maksudnya? Apa dia tidak mau menikahiku? Lalu apa artinya aku untuknya selama ini? Apa arti dari hubungan kami selama ini?

“susul lah dia”ucap eomma membuyarkan pikiranku, aku mengangguk dan menaiki tangga, ku lihat pintu kamarnya tidak tertutup aku masuk tanpa mengetuk pintu dan menemukannya sedang duduk di depan balkon kamarnya dan memandang keluar, aku duduk disampingnya, tapi dia tidak menghiraukanku, beberapa saat hening diantara kami.

“mianhae” ucapnya memecahkan keheningan

“untuk apa oppa?” aku menjawab dengan nada dingin

“aku tidak bisa menikahimu”

DEG

“aku …..” dia tertunduk lesu, aku melihat ada butiran bening mengalir dari matanya

“oppa” aku menggandeng tangannya dan menyandarkan kepalaku di bahunya “aku juga belum siap menikah, aku masih ingin kuliah, dan mencapai cita-citaku, oppa juga begitu bukan?” aku memandang wajahnya meminta jawaban, dia tersenyum lalu mengecup keningku,

“satu hal yang harus kau ingat chagi” dia mengangkat wajahku dia menatapku dalam  “aku.. sangat sangat mencintaimu” bisiknya “sangat mencintaimu” dia menarikku dalam dekapannya “nado saranghaeyo oppa” aku berkata sedih, air mataku keluar, entahlah, kenapa aku menangis

“seandainya waktuku tersisa cukup lama untuk bersamamu” dia berbisik sangat lirih, tapi aku masih bisa mendengarnya, air mataku semakin tumpah, entah kenapa aku merasa pelukannya berbeda, sesuatu menyentuh bahuku, dingin, sepertinya sebutir air mata jatuh disana, kulepaskan pelukanku, aku menatap Wookpa yang tersenyum padaku namun ada garis bekas air mengalir di pipinya “oppa menangis?” tanyaku

“anni” dia mendongakkan kepalanya menahan air mata yang akan tumpah

“oppa“aku kembali memeluknya, sungguh, aku tidak ingin melihatnya menangis, dan aku tidak tahu apa yang membuatnya menangis.

*****

Seperti biasa aku bangun pukul 5 tepat, keluar kamar dan menghirup udara pagi seoul, wangi tanah bercampur air hujan, aku tidak suka bau itu, semalam hujan mengguyur kota seoul menemani tidurku ku pandangi rumah seberang yang cukup sepi, aku tersenyum membayangkan wookie oppaku masih berkulat dengan selimut tebal didalamnya, aku tahu dia juga tidak menyukai hujan, yang dingin, dia suka kehangatan, ku putuskan untuk membangunkannya, aku mengambil hpku yang tergeletak manis disebelah mejaku, ku tulus satu-demi satu nomornya dan menelponnya, deringan pertama……. sepi tanpa jawaban, deringan kedua, tak ada perubahan, sampai telponku mati, tidak ada jawaban apakah dia begitu lelap sampai tidak mendengar bunyi telponku? Aku kembali menghubunginya dan suara seorang yeoja mengagetkanku “maaf, nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, silahkan tinggalkan pesan” aku langsung mengakhiri sambungannya. Kenapa tiba-tiba tidak aktif? Aku langsung khawatir, ada apa ini? Tanpa melihat waktu aku langsung menyambar handukku dan bergegas ke kamar mandi, tidak kurang 20 menit aku menyelesaikan mandiku, setengah 6 lebih aku sudah siap dengan seragamku didepan rumah, seperti biasa ini tempatku menunggu Wookie oppa dan Yesung oppa, 2 menit berselang yesung oppa sudah muncul didepan mukaku, dia tersenyum, senyum simpul khasnya.

“dimana Wookie?” tanyanya saat dia melihat aku sendiri

“belum keluar”

“ayo kita panggil dia” ajaknya mendahuluiku menuju rumah wookie oppa yang terletak didepan rumahku

“annyeonghaseyong” yesung oppa menggoyangkan konci gerbang rumah wookie oppa, tak ada jawaban, kami berdua kembali bersuara

“oppa” kini giliranku yang berteriak, masih tak ada jawaban, tapi tak lama seorang muncul, dia pembantu wookie oppa, kami biasa memanggilnya ahjuma dia tersenyum melihat kami berdua

“ahjuma.. apa wookie oppa belum bangun?” tanyaku sambil sedikit tersenyum

“ani nona, tuan muda sudah pergi tadi pagi” jawabnya sukses membuat aku dan yesung oppa saling berpandangan

“oh, ne hamsahamnida ahjumma” kata yesung oppa membungkuk dan langsung menyeretku berjalan menuju sekolah

“tidak biasanya” gumamku namun yesung oppa masih bisa mendengarnya

“apa dia tidak memberitahumu?” tanya yeppa

“tidak” jawabku lemas, aku merasa ada yang aneh dengan wookie oppa sekarang.. entahlah dia terasa jauh, 20 menit kami sampai di sekolah tanpa basa-basi aku langsung menuju kelas wookie oppa yang ada di ujung sekolah, tapi seseorang menarik tanganku, aku berharap itu wookie oppa tapi

“apa kau sudahmengerjakan tugas mr.cho?” tanya seorang yeoja berambut ikal di hadapanku, dia teman 1 kelasku, namanya sunny, dia tidak terlalu pintar, tapi rajin, aku menggeleng, aigo kenapa aku bisa lupa seperti ini? Dia tersenyum

“kajja kita kerjakan bersama” ajaknya menggandeng tanganku, akhirnya aku berbalik menuju kelasku dan menunda untuk bertemu wookie oppa, aku harus mendahulukan tugas ini daripada yang lain, aku tidak ingin dihukum mr.cho, sampai istirahat pertama aku belum punya waktu untuk menemui wookie oppa, akhirnya saat bel istirahat ke 2 berbunyi aku langsung berlari menuju kelas wookie oppa, aku melihat siwon oppa teman 1 kelas wookie oppa sedang duduk didepan kelas, tentu aku langsung menghampirinya

“oppa?” sapaku saat kami sudah dekat

“ah, kau nona shin,” balasnya sambil tersenyum “emm ada apa dengan wookie?” tanyanya sebelum aku sempat berucap

“mwo? Maksud oppa?” tanyaku tak mengerti

“wookie tidak berangkat hari ini, apa dia sakit?” tanyanya yang tentu saja membuatku shok? Wookie oppa tidak berangkat? Lalu kemana dia? Aku semakin bertanya-tanya

“ah, benarkah?” tanyaku tidak percaya

“ne, kau tidak tahu? Kau kan yeoja chingunya” ucapnya

“mmm, ne, wookie oppa sedang sakit” jawabku berbohong, sebenarnya aku tidak tahu kemana wookie oppa, tapi aku menjawab saja daripada dia menganggapku yeoja chingu yang ‘buruk’ benar mungkin karena saat ini aku merasa tidak tahu apapun tentang wookie, aku pergi meninggalkan siwon oppa setelah berpamitan, ku langkahkan kakiku menuju kelas yesung oppa yang tidak jauh dari kelas wookie oppa..

“oppa” sapaku saat kulihat yeppa sedang bersama beberapa yeoja, yah dia memang cukup terkenal dikalangan yeoja, selain dia pandai, dia juga termasuk murid yang berbakat, dia menatapku dan menghampiriku.

“ada apa?” tanya nya dengan nada yang cukup khawatir

“wookie oppa tidak berangkat” jawabku lemas, dia menatapku dan memegang bahuku

“ne, aku tahu” balasnya dan membuatku menatapnya dengan penuh pertanyaan

“aku sudah mengunjungi kelasnya tadi” dia menjawab pertanyaan tak terucap dariku

“lalu kemana dia sebenarnya?” tanyaku sedikit sendu, bisa kurasakan pipiku kini mulai basah, kulihat yesung oppa menggelengkan kepalanya

“kita cari tahu nanti sepulang sekolah ne” ucapnya dengan suara yang sangat lembut, mungkin dia ingin menenangkanku, aku mengangguk, ingin rasanya aku berlari saat ini juga mengunjungi rumah wookie oppa mencari kepastian, andai aku tidak perlu mengikuti ulangan saat ini?? Aku kembali kekelasku dan terduduk lemah, aku masih bertanya-tanya kemana oppa? Kemana dia sebenarnya? Apa yang dia lakukan? Dia pergi begitu pagi tapi tidak kesekolah? Apa dia menyembunyikan sesuatu dariku? Segudang pertanyaan mendarat dibenakku, aku harus pulang, aku harus menemuinya.. itulah yang saat ini ingin aku lakukan…

@@@@@

Bel pulang pun akhirnya bernyanyi setelah lama aku menantinya, aku segera menghambur keluar meskipun songsaenin belum keluar, terserah apa pendapatnya aku hanya ingi cepat-cepat pulang dan menemuai wookie oppa, aku tidak berniat menunggu yesung oppa jadi kuputuskan untuk tidak kekelasnya, namun dugaanku salah, yeppa justru telah menuggu ku didepan gerbang,

“kau lama sekali hye kyung” ucapnya saat melihatku, aku tidak menjawab, aku terus berjalan dan dia disampingku tanpa mengucapkan sepatah katapun padaku, mungkin dia tahu kalau aku sedang tidak mau berbicara, 20 menit bisa aku tempuh menjadi 15 menit dengan jalan yang sedikit berlari, kini kami sudah berdiri tepat didepan rumah wookie, tanpa basa-basi aku langsung mengguncang-guncangkan gerbang besi milik keluarga kim “oppa…” aku berteriak cukup keras, bisa ku lihat yesung oppa menutup telinganya disampingku, namun dia tidak memprotesku, aku kembali berteriak memanggil wookie oppa, namun bersamaan dengan suara guntur yang menggelegar, jadi sudah bisa dipastikan suaraku tidak terdengar, yesung oppa yang disampingku tetap memantung, dia tidak ikut berteriak bersamaku, kurasakan mataku kini memanas, tak lama butiran bening dari langit turun… yah hujan turun disaat yang tepat, seolah ikut bersedih melihatku, aku sudah tidak sanggup membendung air mataku, kurasakan yesung oppa menutupi kepalaku dengan kedua tangannya..

“ayo kita pulang” ajaknya saat hujan mulai deras membasahi kami.. aku mengangguk dan melangkahkan kakiku menuju rumah dan yesung oppa masih memayungiku dengan tangannya, dia ikut masuk kerumahku, eomma yang melihat kami kehujanan langsung menghampiri kami dan memberikan handuk pada yesung oppa, dia memelukku “chagiya…” bisiknya disela pelukannya, kurasa dia menangis, entahlah apa yang membuat eomma menangis, ku lepas pelukannya..

“aku ke kamar dulu eomma” ucapku lirih, aku melihat sekilas kearah yesung oppa yang termenung melihat eomma menangis, masih bisa ku dengar saat eomma mengajak yesung oppa ke dapur..

“ikut eomma yesung” ajak eomma kepada yesung oppa yang kudengar langkah mereka menjauh dari tempat kami berkumpul tadi. Aku memasuki kamar ku dan langsung merebahkan tubuhku di tempat tidurku, aku menghela nafas panjang… berat sekali rasanya, ku ambil ponselku dan segera menghubungi wookie oppa, namun tak ada jawaban, keadaan masih sama seperti tadi pagi, mail box? Kenapa? Ada apa? Apa yang dia sembunyikan dariku? Aku masih terus bertanya-tanya.. oppa ayolah jawab telpon mu.. aku kembali menghubungi nomernya yang memang sudah bisa ku tebak ‘tidak aktif’ aku menutup mataku yang kini mulai deras mengucurkan air mataku, ku hirup wangi hujan sore ini.. tidak biasanya aku menyukainya.. mataku seketika terbuka saat aku mendengar suara sempritan mobil diluar, aku bergegas keluar kamar mendekati balkon dan kulihat mobil eomma wookie oppa sedang meraung-raung minta dibukakan pintu gerbang, saat mobil sudah merapat, kulihat seseorang keluar dari mobil, seorang namja yang sedang ku tunggu, keluar dan berjalan menuju rumah, dia menggunakan sweter biru pemberianku saat universary kami yang pertama, sebuah syal berwarna biru juga menggelayut indah menutupi lehernya, syal itu hadiah dariku yang kurajut dengan tanganku sendiri dan ku tuliskan namanya dan namaku di bagian bawah syal itu, aku tersenyum melihatnya, tanpa kusadari aku meneriakinya..

“oppaa” aku berteriak dari balkon kamarku, bisa kulihat dia sedikit terkejut dan memandangku, aku melambaikan tangan, tapi dia tidak membalasnya, dia hanya tersenyum dan bergegas masuk kerumahnya

“oppa” panggilku sekali lagi, tapi dia tidak menoleh kearahku dan dengan sangat kecewa aku berlari menuruni tangga rumahku, sepintas ku lihat eomma dan yesung oppa keluar dari dapur menghampiriku

“chagi.. di luar hujan” kata eomma menyusulku, tak ku hiraukan mereka berdua, yang aku ingin hanya meminta penjelasan dari wookie oppa.. aku berlari keluar rumah berharap wookie oppa masih ada didepan rumahnya, namun sudah sepi, aku tetap menghampiri rumahnya ditengah hujan aku berteriak memanggilnya, menggoncang-goncangkan pagar besi rumahnya, aku menangis, seandainya aku tak terisak tak ada yang tahu kalau aku menangis, karena hujan sudah bercampur dengan air mataku, aku tertunduk lemah, “sungguh aku putus asa oppa” bisikku disela-sela tangisku.

TBC…

Tadinya aku mau bikin oneshoot, tapi terlalu panjang akhirnya dijadikan twoshoot, so kalo banyak yang coment, akan semakin cepat di post, buat yang kena tag, mian aku emang sengaja #plak, tapi bebas kok, yang gag suka udah ditag bilang aja, nanti aku langsung remove, terimakasih buat yg sudah menyempatkan membaca ff gaje saya, mohon tinggalkan jejak kalian? Bagi yang berkenan silahkan coment, bagi yang kurang berkenan, silahkan tinggalkan jempol anda, dan bagi yang tidak berkenan juga, silahkan berdoa pada tuhan semoga dia tidak menyempitkan kuburan anda! (karena orang pelit, kuburannya sempit), buat yang coment disini, nanti aku tag di part selanjutnya… gomawo masih setia membaca ff gaje saya, eonnie, chingu, dan saengie….

Tinggalkan komentar